Thursday, April 20, 2017

PETUALANGAN SI MIKHA DI GUNUNG UNGARAN 2050 MDPL

Menyusuri Keindahan Alam Pegunungan Pesisir Utara Jawa Tengah

Gunung Ungaran terletak di kota Ungaran Semarang Timur, gunung yang relatif tidak terlalu tinggi (2050 mdpl) namun tetap mempesona untuk para pecinta udara segar. Pendakian saya yang ke-tiga untuk gunung ini, sangat berkesan karena saya mengajak istri saya yang juga seorang pendaki medium dan juga sikecil "Mikha" 11 bulan (10 bulan 22 hari) putri pertama kami. Memang bukan pendakian pertama saya mengajak sikecil tetapi pendakian kali ini memberi kesan positif bagi saya. Tentu sudah banyak pendaki yang mengajak putra-putrinya melakukan pendakian, bahkan di usia sikecil yang lebih muda, namun saya baru sadar segala sesuatunya setelah saya mengalami sendiri bersama si "Mikha". Membutuhkan pesiapan yang super untuk memutuskan membawa serta sikecil, mulai dengan alat, ramalan cuaca, fisik yang harus dikembalikan seperti saat saya masih ber-usia 20 tahun, haha berasa tua saya ☺, konsultasi ke dokter, dan selebihnya insting dan pengalaman.

15 April 2017 perjalanan saya mulai dengan sepeda motor dari rumah Boyolali menuju basecamp mawar (1179 mdpl) berdasarkan "altimeter" pada jam tangan saya. Sedikit memaksa motor matic istri saya, membawa beban kami yang jika dijumlah berat saya+istri+sikecil+carrier 80l full+carrier 60l full maka kurang lebih hampir 220 kg ☺. Hanya ada satu jalur resmi menuju basecamp mawar ini, dari jalan utama Semarang-Salatiga ambil jalur menuju bandungan, kemudian ambil jalur kecil menuju Umbul Sidomukti di sebelah barat pasar Jimbaran, cukup mudah menemukannya kok, karena ada patugas yang membantu untuk menyeberang dan tidak berhenti berteriak "basecamp mawar..mawar..mawar yo". Membayar 3x karcis, pertama saat masuk umbul Rp 2000,- /motor, dilanjut Rp 4000,- /orang saat masuk bukit mawar, dan tiket masuk basecamp Rp 5.500,- /orang dan biaya parkir sehari semalam Rp 2000,-/motor.

Berangkat dari basecamp mawar
Start pendakian kami mulai pukul 13.00 WIB, setelah isoma. Mempersiapkan gendongan depan sikecil, menyandang carrier 80l sedikit peregangan dan siap hiking. Cukup kaget karena banyak mata memandangi kami, meminta foto dan sedikit bertanya, juga terlihat beberapa pendaki asing di seputar camping ground. Terdengar bisikan tidak percaya, mencibir dan beberapa menyayangkan, yah begitulah, itu tandanya mereka care sama kami. Mulai meninggalkan camping ground sapa para ibu-ibu pengelola warung yang bilang "semangat dek !" mengantar kami. Menuju pos 1 seperti yang kawan-kawan tahu jalur masih sedikit nyaman karena ada beberapa tanjakan saat melewati hutan cemara. Kurang lebih 30 menit kami sampai di Pos 1, istirahat sebentar untuk sekedar minum dan membenahi posisi gendongan. Sejauh ini si Mikha cuma senyum-senyum asik didunianya sendiri melihat kupu-kupu banyak terbang kesana kemari. Saat istirahat kami disapa adik-adik Menwa dan beberapa kawan TNI yang sedang turun, menunjukkan reaksi yang sama, terkejut dan tak percaya melihat kami membawa balita, tetapi tetap memberi kami semangat.

Perjalanan kami lanjutkan menuju Pos 2, cukup menyenangkan karena jalur masih turun naik dengan beberapa bonus jalur yang landai, ditambah mikha asik melihat burung-burung jalak yang berkicau. Melewati sungai yang jernih tempat para pendaki mengisi bekal air mereka, sebentar membasuh muka dengan air murni cukup menyegarkan untuk memulai jalur yang menanjak berikutnya. Tidak beberapa lama kami sampai di Pos 2 (baru) dan sedikit terkejut karena ini pos 2 yang baru, karena pos 2 yang lama seingat saya masih sekitar 30 menit kearah kanan menuju shelter PTPN IX atau kebun teh. Menurut informasi dari pendaki yang turun memang sengaja dibuat Pos 2 baru karena jika melalui jalur lama kami akan dikenai biaya retribusi lagi sebesar Rp 2.500,-/orang. Dari informasi itu kami melanjutkan melalui jalur baru yang ternyata jalur yang sangat ekstrem, jalur dengan kemiringan yang terjal, hanya tanah tanpa batu, plus beban saya yang sedang membawa Mikha didepan dan carrier 80l dibelakang, benar-benar diuji fisik saya. Tetapi bersyukur 30 menit kemudian kami sampai di Pos 3 baru. Disitu kami putuskan istirahat sejenak menaruh carrier karena badan saya cukup basah penuh keringat dan Mikha mulai rewel karena haus.

Didalam hutan dalam Pos 3
Selesai istirahat perjalanan kami lanjutkan, disini kami sedikit was-was karena jalur baru ini menembus hutan alami yang vegetasi pohonnya cukup rapat, cahaya matahari hanya bisa sedikit mengintip, membuat udara semakin terasa lembab di suhu 26 derajat celcius dan di 978,9 Hpa , cukup mengkawatirkan jika selanjutnya terjadi hujan, akan sangat berbahaya bagi kami jika tidak segera keluar dari hutan. Namun akhirnya kurang lebih 45 menit kami keluar dari hutan dan sampai di Pos 4, pos yang sama saat terakhir saya naik melewati kebun teh. Disini kami disusul 4 orang pendaki dari arah jalur baru dan 3 pendaki dari promasan. Mereka langsung menyapa kami dan mulai menggoda si mikha yang juga senang dengan candaan-candaan mereka, kami bersyukur berarti pendakian kami selanjutnya tidak sendirian.

Perjalanan kami lanjutkan menuju puncak bayangan/sabana. Jalan mulai terjal, beberapa lokasi longsor membuat saya dan istri saya harus betul-betul ekstra hati-hati. Dan yang saya kawatirkan akhirnya datang, mikha merasa tidak nyaman karena capek dan mengantuk, mulai rewel walau tidak menangis. Saya juga melihat jam sudah mundur hampir 2 jam dari perkiraan, ini kacau, saya kawatir tidak bisa sampai puncak bayangan sebelum magrib.

Memulai strategi baru agar si mikha bisa tidur, istri saya menggendong mikha dan saya menggendong carrier saya sendiri plus didepan menggendong carrier istri saya, tambah berat saja rasanya, tapi tidak apa-apa demi mengejar waktu. Akhirnya perjuangan kami tidak sia-sia di puncak bayangan kami sampai dengan gagah, disambut teriakan dan tepuk tangan serta sinar-sinar kilat kamera ponsel dari beberapa pendaki yang mungkin kagum, atau mungkin mempertanyakan kenekatan kami. Beberapa waktu kemudian kami bongkar muatan dan mendirikan tenda untuk segera menghangatkan diri. Setelah sembahyang kami makan dan istirahat, si mikha sudah tidur sebelumnya.

Mikha bermain ikan digital
Mikha dan istri saya
Summit attack kami lakukan setelah si mikha bangun pukul 04.40 WIB, kabut tebal dan suhu menunjukkan 14 derajat dengan kecepatan angin 1019,9 Hpa ini normal dan sepertiny akan cerah seperti kemarin. Membutuhkan waktu 40 menit kami bertiga menyusuri tebing terakhir menuju puncak, dan sampailah kami dipuncak tepat pukul 05.35 WIB saat matahari mulai tampak begitu indah. 

Sunrise dipuncak G. Ungaran
Makan snack dulu
Disambut banyak pendaki, beberapa adik-adik menwa dari STIKES semarang dan kawan-kawan TNI, masih merasa tidak percaya kami mampu. Kepuasan muncul di hati saya, perjuangan berhasil dan saya harus bilang "saya belum tua !". Saya berjanji masih akan terus mengajak mereka mendaki di banyak gunung lagi. Setelah beberapa saat dipuncak, kami kembali ke tenda untuk sarapan, packing kembali dan merencakan turun dengan lebih detail agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Perjalanan turun, ditebing Titanic
Start turun kami pukul 09.10 WIB pada tanggal 16 April 2017, melalui jalur lamakebun teh untuk mencoba menikmati suasana baru. Ditengah perjalanan turun kami sempat membantu seorang anak yang melakukan solo hiking yang terjatuh, terlihat capek dan kehabisan air minum. Setelah saya memberikan obat merah kami membagi air kami yang tersisa dan mencoba mengobrol, ternyata anak ini masih smp kelas 1, terkejut dengan postur tubuhnya seperti anak sma kelas 3, tetapi juga mengingatkan saya dengan diri saya sendiri dulu. 

Kebun teh PTPN IX
Setelah saya rasa sudah membaik kami berpisah karena tujuan basecamp kami berbeda, semoga dia sehat sampai rumah. Beberapa jam kemudian kami sampai di basecamp mawar dan disambut tepuk tangan riuh bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada disekitar warung camping ground. Rasa capek kehabisan tenaga semua bercampur aduk, terlepas dari itu ini perjalanan yang sangat berkesan untuk kami. Kami dituntut menjadi tim yang sesungguhnya, penuh persiapan, perhitungan dan eksekusi yang tidak boleh meleset. Jika itu bisa dijalankan, maka anda siap berbagi kebahagiaan dengan semua anggota keluarga anda di alam bebas. 
Sampai di basecamp mawar
Hmmm sudah sangat panjang ya saya kira, mungkin bisa sedikit menginspirasi untuk kawan-kawan yang ingin memulai petualangan baru.

Gremet Adventure

petualangan, gremetadventure, others, hutan, pendaki

Seja o primeiro a comentar

Post a Comment

free counters

Followers

About Me

My photo
A Network engineer, veteran mountaineer, hiking enthusiast
Powered By Blogger

Software and Download ©Template Blogger Green by Aryudha.

TOPO